Senin, 22 November 2010

Pembekalan Finalis LPIR 2010

Finalis LPIR 2010 tingkat nasional mendapat pembekalan baik yang terkait dengan teknis pemberangkatan sampai pulang maupun pembekalan mental-psikis yang diberikan oleh  kepala sekolah SMPN1 Laren Bpk.SUHARTONO, S. Pd, M. Pd (kanan) didampingi pembina KIR Bpk. Minhad Astoriq, S. Pd (kiri)

Minggu, 21 November 2010

UPACARA BENDERA

Pelaksanaan Upacara Bendera dilaksanakan setiap hari Senin di lapangan SMPN1 Laren. Pengibaran Sang Merah Putih dilakukan oleh siswa-siswi dengan penuh rasa Nasionalisme dan Kebangsaan yang tinggi. Hal ini tercermin dari pelaksanaan upacara yang penuh khidmat dan disiplin.
Pembina Upacara selalu berganti mulai dari Bpk Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para kepala urusan, wali kelas dan beberapa tokoh masyarakat, serta muspika kecamatan Laren.

PRAMUKA

 Anggota GUDEP SMPN! Laren mengikuti upacara hari pramuka 14 Agustus di halaman Kantor Kecamatan Laren
 Kegiatan latihan kePramukaan diadakan rutin setiap hari Jum'at jam 13.30 WIB
Pelaksanaan PERSAMI sebagai ajang evaluasi kegiatan kepramukaan dilaksanakan satu semester sekali

Jumat, 19 November 2010

Juara 2 LPIR 2007


ABSTRAKSI
DIDIK ROHMAWAN, 2007. “Gerakan Anti Komunis di Kawasan Pantai Utara Kabupaten Lamongan pasca Peristiwa G 30 S/PKI Tahun 1965”

Sudah tak terhitung lagi para orang tua, termasuk nenek dari peneliti bercerita tentang peristiwa yang terjadi pada tahun ’65 berupa pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan terhadap orang-orang PKI. Mereka bercerita tentang sekelompok orang-orang berpakaian hitam-hitam yang menangkap dan membunuh orang-orang PKI. Mereka juga bercerita tentang Bengawan Solo yang tiba-tiba airnya berubah menjadi merah dan banyak mengapung mayat di sana. Jumlahnya tak lagi dapat dihitung karena sangat banyak. Cerita tentang ibu peneliti yang harus bersembunyi di kolong tempat tidur karena situasinya yang gawat, dan masih banyak lagi cerita yang lain. Walau terkesan sambil lalu, cerita-cerita itu tetap saja mengendap dalam ingatan peneliti. Sementara itu, pada beberapa waktu yang lalu, beberapa tokoh Islam Pantura dan berbagai organisasi berdemo menentang apa yang mereka sebut sebagai komunis gaya baru. Kondisi-kondisi seperti inilah yang mendorong  peneliti untuk  mengadakan penelitian. Peneliti tertarik untuk mengambil peristiwa yang terjadi di pantura Lamongan karena di sana dikenal sebagai basis Islam. Tentu sangat menarik meneliti pertarungan dua idiologi yang sangat berbeda satu sama lain, termasuk, apakah di Pantura Lamongan tahun 1965 juga terjadi peristiwa pembantaian sebagaimana yang sering peneliti dapatkan melalui cerita para orang tua. Inilah yang melatarbelakangi penelitian ini.
Peneliti akhirnya membuat rumusan masalah; bagaimana latar belakang terjadinya gerakan aksi anti komunis di Pantura tahun 1965, kapan peristiwanya terjadi, bagaimana prosesnya, siapa tokoh-tokohnya dan bagaimana akhir dari peristiwa itu
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, studi literatur, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Mei – 30 Juni 2007.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan, peristiwa gerakan anti komunis terjadi karena konflik politik dan kekecewaan kalangan Islam terhadap komunis. Waktu terjadinya sejak 2 Oktober 1965. Terjadi perang di darat dan di laut serta diakhiri dengan tragedi Ngesong.  Kondisi Brondong dan sekitarnya segera membaik setelah peranan PKI di sana hilang.

Kamis, 18 November 2010

Sang Juara LPIR 2009

 Para finalis dari SMP Negeri 1 Laren sedang mencari literatur lewat internet
 Tiga tim finalis dari SMP Negeri 1 Laren bersiap diri untuk mempresentasikan hasil karya ilmiahnya di depan dewan juri
Tim pertama, tim kedua, dan tim ketiga .... memaparkan langkah demi langkah metode penelitian yang telah dilakukan.
Tiga tim yang masuk dalam babak final tingkat nasional dengan judul:

  1.  PERANAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) PEMERINTAH RI TERHADAP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN  PADA KELUARGA MISKIN (Studi tentang Pola Distribusi PKH untuk Pendidikan di Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan) 
  2. RAHASIA MIMPI BASAH
  3. PERMAINAN ANAK-ANAK TRADISIONAL SEBAGAI WARISAN BUDAYA YANG NYARIS PUNAH (Tinjauan dari Berbagai Aspek dan Strategi Pelestariannya)

Siswa Belum Belajar Sewaktu Guru Mengajar

Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Selama KBM guru  belum  memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari (baca: menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Kalau masalah ini dibiarkan dan berlanjut terus, lulusan sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara-negara lain. Lulusan yang diperlukan tidak sekedar yang mampu mengingat dan memahami informasi tetapi juga yang mampu menerapkannya secara kontekstual melalui beragam kompetensi. Di era pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi sekarang ini diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan.

Taman Belajar

Terdapat taman pintar, di antara gedung-gedung kelas dibuat beberapa taman yang bisa digunakan sebagai tempat belajar di luar kelas. Pohon mahoni dan pohon mangga yang rindang sebagai peneduh taman.

Rabu, 17 November 2010

Lapangan Olah Raga dan Upacara


Lapangan olah raga dan untuk upacara sangat representatif, terletak ditengah gedung-gedung sekolah sehingga aktivitas peserta didik dalam pengembangan diri di lapangan mudah untuk dikontrol. Lapangan SMP NEGERI 1 LAREN selain digunakan untuk upacara bendera hari Senin juga sering digunakan untuk upacara Hari Besar Negara dengan berkolaborasi bersama pihak Pemda dalam hal ini adalah kecamatan Laren

Entrepreneur

Salah satu dari kegiatan yang termasuk entrepreneur di SMP NEGERI 1 LAREN adalah pemeliharaan ikan komersial di dua petak tambak yang terletak di selatan mushola dan selatan gedung kelas VII. Alasan pembuatan tambak dekat dengan gedung kelas VII adalah bahwa sekolah ingin menanamkan jiwa wirausaha  dan kemandirian para peserta didik sedini mungkin.
Setiap hari ada jama'ah sholat Dhuhur di mushola, maka sambil menunggu jama'ah dan setelah selesai jama'ah para peserta didik bisa melihat perkembangan ikan dalam tambak yang dipelihara.

Tempat Ibadah

Mushola Al Khamal, terletak di deretan depan gedung-gedung SMP NEGERI 1 LAREN. Hal ini memudahkan akses bagi warga sekolah, tamu maupun orang yang sedang melewati jalan Pucuk - Blimbing di depan SMP NEGERI 1 LAREN tepatnya Jl. Raya Gampangsejati Laren.

Selasa, 16 November 2010

Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 1 LAREN


A.           Visi, Misi, dan Tujuan,
1.       Visi
“Unggul Dalam Pretasi Berdasarkan Iman dan Taqwa.”
a.       Unggul dalam pencapaian nilai selisih (gain score achievement) NUN;
b.      Unggul dalam lomba karya ilmiah remaja;
c.       Unggul dalam lomba kesenian;
d.      Unggul dalam lomba olah raga;
e.       Unggul dalam disiplin;
f.       Unggul dalam aktivitas keagamaan;
g.      Unggul dalam kepedulian sosial.
2.       Misi
a.       Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki;
b.      Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah;
c.       Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal;
d.      Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak;
e.       Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah.
3.       Tujuan
a.       Pada tahun 2008, rata-rata pencapaian nilai selisih NUM minimal + 1,0;
b.      Pada tahun 2008, memiliki kelompok KIR yang mampu mempertahankan juara di tingkat Kabupaten dan nominasi di tingkat nasional;
c.       Pada tahun 2008, memiliki tim olahraga pencak silat yang mampu mempertahankan juara di tingkat kabupaten dan finalis di tingkat provinsi;
d.      Pada tahun 2008, memiliki tim bola voli dan bola basket yang mampu menjadi finalis turnamen di tingkat kabupaten;
e.       Pada tahun 2008, memiliki tim kesenian yang mampu tampil pada acara-acara setingkat kabupaten.